Pada topik kali ini saya akan membahas tentang Game Industry.Nah pastinya di dalam dunia modern saat ini pasti setiap orang pernah memainkan game-game mobile maupun konsole. Maka saya akan mencoba memberikan sejarah/asal-usul dari video game yang sering dimainkan saat ini.
Check this out guys!!
PERKEMBANGAN GAME

Dalam bahasa Indonesia “Game” berarti “permainan”. Permainan yang
dimaksud dalam game juga merujuk pada pengertian sebagai “kelincahan
intelektual” (intellectual playability). Sementara kata “game” bisa
diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target-target
yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual, pada tingkat
tertentu, merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan
secara maksimal.
Dahulu istilah game identik dengan anak-anak selaku pemain. Yang ada
dibenak kita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak yang
menurut mereka itu dapat menyenangkan hati mereka. Segala bentuk
kegiatan yang memerlukan pemikiran, kelincahan intelektual dan
pencapaian terhadap target tertentu dapat dikatakan sebagai game. Tetapi
yang akan dibahas pada kesempatan ini adalah game yang terdapat di
komputer, baik off line maupun online. Saat ini perkembangan games di
komputer sangat cepat. Para pengelola industri game berlomba-lomba untuk
menciptakan game yang lebih nyata dan menarik untuk para pemainnya. Hal
inilah yang membuat perkembangan games di komputer sangat cepat.
Sehingga games bukan hanya sekedar permainan untuk mengisi waktu luang
atau sekedar hobi. Melainkan sebuah cara untuk meningkatkan kreatifitas
dan tingkat intelektual para penggunanya.
Jadi, bermain game adalah suatu proses “fine tuning” (atau penyamaan
frekuensi) dari logika berpikir anak-anak kita dengan logika berpikir
aplikasi komputer yang canggih tadi. Pada saat bersamaan, game juga
secara nyata mempertajam daya analisis para penggunanya untuk mengolah
informasi dan mengambil keputusan cepat yang jitu. Namun, tentu saja
kenyataan juga harus kita masukkan kedalam perhitungan. Kenyataan itu
diantaranya adalah kecanduan para pemain / penggunanya yang akut
terhadap permainan komputer semacam ini. Mereka bisa lupa segala-galanya
akan tugas mereka yang lain termasuk tugas menuntut ilmu.
GENERASI PERTAMA
Game bermula pada tahun 1972, pada saat itu, orang masih belum
mengenal apa itu konsol, apa itu game komputer, yang ada hanya istilah
”video game”, yaitu sebuah permainan elektronik yang menampilkan gambar
bergerak (video). Pada tahun 1972 ini, sebuah perusahaan bernama
Magnavox meluncurkan video game pertama, yaitu Odyssey.
Boleh dibilang, Odyssey bukanlah sebuah mesin yang sukses,
penjualannya tidak menunjukkan antusias konsumen. Tidak lama berselang,
sebuah game arcade legendaris Atari bertitel Pong muncul. Pong merupakan
sebuah game sederhana yang mengambil konsep permainan tenis, satu bola
dan 2 papan di kiri dan kanan, pemain sebisa mungkin harus berusaha
mengembalikan bola ke daerah lawan, tentu kita sudah pernah melihat game
yang hingga 2009 ini masih dimainkan.
Atari merilis Pong dalam bentuk sebuah mesin ding dong bernama Sears.
Akhirnya, pada tahun 1975, Magnavox menyerah dan menghentikan produksi
Odyssey. Sebagai gantinya, mereka mengikuti jejak Atari, memproduksi
mesin ding dong bernama Odyssey 100, yang khusus menyajikan game Pong.
GENERASI KEDUA
Fairchild VES, pertama di dunia yang menggunakan media cartridge.
Pada tahun 1976, Fairchild mencoba menghidupkan kembali dunia video
game dengan menciptakan VES (Video Entertainment System). VES adalah
mesin pertama yang disebut ”konsol”. Konsol ini menggunakan kaset
magnetik yang disebut cartridge. Nah, konsep ini kemudian diikuti oleh
beberapa produsen lain, termasuk Atari, Magnavox, dan RCA, ketiga
perusahaan tersebut juga merilis konsol serupa.
Pada tahun 1977, dunia konsol menjadi tidak populer, game-game yang
ada tidak berhasil menarik minat. Fairchild dan RCA mengalami
kebangkrutan. Praktis, hanya ada Atari dan Magnavox yang masih bertahan
di dunia video game. Sekitar tahun 1978, Magnavox meluncurkan Odyssey 2,
seperti halnya Odyssey pertama, konsol ini pun gagal menjadi hit. Tak
lama berselang, Atari meluncurkan konsol legendaris, Atari 2600, yang
terkenal dengan game Space Invaders-nya. Dan mulai tahun 1980, berbagai
produsen konsol muncul, dan mereka mengambil Atari 2600 sebagai konsep
dasar, perkembangan dunia game pun semakin pesat.
Tiga tahun berselang, tepatnya tahun 1983, dunia video game kembali
ambruk. Game-game yang kurang kreatif membuat konsol kembali mendapat
sambutan dingin, apalagi, PC saat itu menjadi semakin canggih. Orang
lebih memilih membeli PC ketimbang konsol video game, selain untuk
bermain, PC juga produktif untuk bekerja.
Kampanye seperti inilah yang terjadi di pasar dan membuat hampir
seluruh perusahaan konsol mengalami kebangkrutan. Dan tahun 1983 ini
menjadi titik di mana game-game komputer (PC Game) semakin berkembang
pesat, hingga saat ini. Pelopor PC ber-game saat itu adalah Commodore
64, konsol sekaligus personal computer yang menyediakan tampilan grafis
16-warna dan memiliki kapasitas memori jauh lebih baik dari konsol
videogame model apa pun.
Atari 2600, sempat hit tahun 80-an. Memiliki “adik” bernama Atari 2600 Jr.
GENERASI KETIGA
Famicom dari Nintendo, berhasil merajai pasar videogame di era generasi ketiga.
Hancurnya dunia konsol, menggugah perusahaan bernama Famicom untuk
mencoba industri videogame kembali. Perusahaan Jepang ini menciptakan
gebrakan baru, sebuah konsol bernama Famicom/Nintendo Entertainment
System (NES) dirilis di akhir 1983. Konsol ini menampilkan gambar dan
animasi resolusi tinggi untuk pertama kalinya. Setelah mendapat sambutan
hangat di Jepang, Famicom memperluas pemasarannya ke Amerika, yang
dikenal dengan NES (Nintendo Entertainment System). Nintendo memiliki
chip pengaman pada cartridge game mereka, dengan demikian seluruh game
yang akan dirilis haruslah seijin developer Nintendo. Dan akhirnya,
muncul sebuah game legendaris, Super Mario Brothers, yang dibintangi
karakter fenomenal yang tetap eksis hingga kini, Mario.
GENERASI KEEMPAT
NES mendapat sambutan hangat di seluruh dunia, dan sebuah perusahaan
bernama Sega mencoba menyaingi Nintendo. Pada tahun 1988, Sega merilis
konsol next-generation mereka, Sega Mega Drive (yang juga dikenal dengan
Sega Genesis). Konsol ini menyajikan gambar yang lebih tajam dan
animasi yang lebih halus dibanding NES. Konsol ini cukup berhasil
memberi tekanan, tetapi NES tetap bertahan dengan angka penjualan
tinggi. Dua tahun berselang, pada 1990, Nintendo kembali menggebrak
dengan konsol next-gen mereka, SNES (Super Nintendo Entertainment
System). Selama 4 tahun, Nintendo dan Sega menjadi bebuyutan, meskipun
ada beberapa produsen seperti SNK dengan NeoGeo-nya, NEC dengan
TurboGrafx-16 dan Phillips CD-i, tapi kedua konsol mereka begitu handal
dan populer.
Rivalitas yang legendaris, Super NES dan Mario Brothers sebagai
ikonnya melawan SEGA Mega Drive dan Sonic the Hedgehog sebagai ikonnya.
GENERASI KELIMA
Panasonic 3DO, konsol game pertama yang menggunakan media CD.
Mulai dari 1990 sampai 1994, Sega dan Nintendo tetap bersaing.
Berbagai game fenomenal dirilis. SNES menyertakan chip Super FX pada
cartridge mereka, dan Sega menggunakan Sega Virtua Processor, keduanya
bertujuan untuk meningkatkan kualitas grafis dari game. Alhasil, SNES
dan Sega saling beradu dengan game-game keren seperti Donky Kong Country
(SNES) dan Vectorman (Sega).
Awal generasi kelima dimulai ketika tahun 1993, sebuah perusahaan
ternama, Panasonic, merilis konsolnya yang bernama Panasonic 3DO. Ini
adalah konsol pertama yang menggunakan CD sebagai pengganti cartridge.
Harganya yang sangat mahal membuat konsol ini tidak populer, 3DO tidak
bertahan lama dan harus segera menghentikan produksinya
Sony Playstation, halooo…si Raja telah datang!!!
Selanjutnya, tahun 1994, Atari kembali meluncurkan konsol baru untuk
menandingi Nintendo dan Sega. Atari Jaguar jelas jauh lebih canggih
ketimbang NES maupun Mega Drive, tetapi penggunaannya yang sulit menjadi
batu sandungan, belum lagi, pada tahun yang sama, Sony merilis konsol
super legendaris, PlayStation. Atari bangkrut dan akhirnya melakukan
merger.
Konsol basis CD yang pertama kali menuai sukses adalah Sony
PlayStation. Konsol Jepang ini segera mendapat sambutan hangat, dan
hingga saat ini, PlayStation sudah terjual ratusan juta unit.
PlayStation yang juga disebut PS-One merupakan konsol terlaris sepanjang
masa. Sega dan Nintendo tampaknya menyadari ketertinggalan mereka dari
Sony. Sega kemudian merilis Sega Saturn, dan Nintendo mengeluarkan
Nintendo 64. Tapi, sayangnya, duo konsol tersebut udah nggak sekuat dulu
lagi.
GENERASI KEENAM
Setelah jatuhnya Nintendo dan Sega, kini dunia konsol jadi milik
Sony. PlayStation menjadi raja dan bisa dibilang tidak memiliki pesaing.
Sega mencoba meluncurkan Sega Dreamcast pada 1998 untuk mematahkan
dominasi Sony, tetapi kembali gagal, akhirnya pada tahun itu juga, Sega
mengundurkan diri dari dunia produsen konsol.
Sony semakin ’merajalela’ ketika mereka berhasil merilis konsol
barunya, PlayStation 2, yang sudah berbasis DVD pada tahun 2000.
Nintendo mencoba bertahan di dunia konsol dengan merilis GameCube.
Konsol ini tidak menggunakan DVD 12 cm biasa, melainkan DVD yang
berukuran lebih kecil, yaitu 8 cm. Ukuran keping medianya yang lagi-lagi
nyeleneh membuat GameCube kurang populer.
Dari kiri ke kanan: Nintendo GameCube, Microsoft Xbox, Sony Playstation 2. Diurut berdasarkan tingkat popularitasnya.
Satu-satunya pesaing serius PlayStation 2 adalah Xbox. Sebuah konsol
keluaran Microsoft ini menggebrak dengan tampilan visual yang sangat
tajam dan berkualitas yang kala itu lebih menarik dibanding dengan
PlayStation 2. Sayangnya game-game Xbox ternyata tidak sepopuler
PlayStation 2. Satu game Xbox yang menjadi hit dan cukup fenomenal yaitu
Halo. Karena game ini sudah memanfaatkan fasilitas ‘unggul’ dari
Microsoft, yaitu Xbox Live.
GENERASI KETUJUH
Xbox 360, Wii, Playstation 3, menjadi pesaing tetap dari generasi sebelumnya.
Boleh dibilang, Xbox terlambat meluncur ke pasaran dibanding
PlayStation 2, dan support game-game tenar juga sangat minim. Tetapi,
Microsoft seolah belajar dari kesalahannya. Pada saat Sony masih
melakukan riset untuk konsol PlayStation 3 yang menggunakan Blu-Ray,
Microsoft kali ini telah mengambil seribu langkah lebih cepat. Xbox 360,
konsol generasi terkini yang memanfaatkan media HD-DVD (nantinya)
meluncur pada November 2005 silam.
Xbox 360 hadir dengan segudang fitur istimewa, mulai dari grafis,
hingga titel-titel game terkenal. Di antaranya Best Game of The Year
2006 versi beberapa situs game terkemuka, Gears of War. Apalagi, Xbox
Live semakin disempurnakan, dan mendapat sambutan luar biasa dari para
gamer.
Kali ini, giliran Sony yang terlambat. PlayStation 3 dirilis pada
November 2006, selang seminggu sebelum Nintendo meluncurkan
terobosannya, yaitu Nintendo Wii. Posisi PlayStation 3 kurang
menguntungkan, selain karena Xbox 360 sudah keburu tenar duluan, Wii
juga menawarkan inovasi pada stik kontrol mereka yang ’motion
sensitive’. Apalagi, harga konsol terbaru Sony itu merupakan yang paling
mahal dibanding dua pesaingnya. Alhasil, penjualan PlayStation 3
menjadi yang terendah di bawah Xbox 360 dan Wii hingga artikel ini
ditulis.
GENERASI HANDHELD
Mattel Electronics, video game saku pertama di dunia.
Merebaknya popularitas game membuat berbagai perusahaan elektronik
berusaha membuat terobosan baru. Di antaranya adalah membuat sebuah
mesin game berukuran kecil, yang bisa dibawa ke mana pun. Belakangan,
konsol pun dibuat mini, serupa dengan handheld, tentu saja, ini
merupakan sebagian terobosan besar yang tidak boleh dilupakan dalam
sejarah game.
Sejarah video game saku ini bermula pada tahun 1976, beberapa piranti
dari Mattel dirilis ke pasaran, tetapi tidak begitu populer. Demikian
pula dengan handheld buatan Milton Bradley yang dilempar ke pasaran
tahun 1979 silam. Perusahaan-perusahaan Jepang mulai merambah pasar
handheld pada awal 1980-an, tetapi tetap sama saja hasilnya. Hal ini
terus berlanjut hingga 1984. Pada waktu itu, sebuah nama yang tentu
tidak asing sampe sekarang, Game Boy, muncul. Handheld buatan Nintendo
ini begitu diminati dan dinobatkan sebagai handheld pertama di dunia
yang angka penjualannya boleh dikatakan sukses.
Lima tahun kemudian, pada 1979, Atari mengakhiri era handheld hitam
putih. Produk andalannya, Atari Lynx, membawa dimensi baru. Ini handheld
pertama yang mampu menampilkan warna, sekaligus animasi 3D yang
sederhana. Tahun 1990, dunia handheld semakin menggila, NEC, perusahaan
elektronik terkemuka di Jepang membuat handheld yang mampu merender
animasi 3D lebih kompleks, karena menerapkan konsep grafis 3D untuk PC
(personal computer).
Semenjak tahun tersebut, produsen game semakin gencar melakukan riset untuk handheld. Sega merilis Game Gear dan setahun berselang, Nintendo memperbarui produknya dengan Super Game Boy. Bahkan, Sega memproduksi handheld tanpa layar, Mega Jet, untuk diimplementasikan di pesawat terbang guna menghibur penumpangnya. Nintendo Virtual Boy menyusul pada tahun 1994, lengkap dengan kacamata 3D-nya, yang sekarang banyak ditiru untuk pelengkap berbagai paket produk grafis 3D.
Mulai tahun 1995, ada ide untuk mengecilkan ukuran konsol, dimulai dari Sega Nomad. Konsol ini membutuhkan cartridges Sega Mega Drive, tetapi ukurannya kecil, maka dari itu tergolong handheld. Pada tahun 1996, muncul Neo Geo Pocket, disusul oleh beberapa variasi Game Boy Pocket dan Game Boy Color, yang terus berinovasi tiap tahunnya.
Semenjak tahun tersebut, produsen game semakin gencar melakukan riset untuk handheld. Sega merilis Game Gear dan setahun berselang, Nintendo memperbarui produknya dengan Super Game Boy. Bahkan, Sega memproduksi handheld tanpa layar, Mega Jet, untuk diimplementasikan di pesawat terbang guna menghibur penumpangnya. Nintendo Virtual Boy menyusul pada tahun 1994, lengkap dengan kacamata 3D-nya, yang sekarang banyak ditiru untuk pelengkap berbagai paket produk grafis 3D.
Mulai tahun 1995, ada ide untuk mengecilkan ukuran konsol, dimulai dari Sega Nomad. Konsol ini membutuhkan cartridges Sega Mega Drive, tetapi ukurannya kecil, maka dari itu tergolong handheld. Pada tahun 1996, muncul Neo Geo Pocket, disusul oleh beberapa variasi Game Boy Pocket dan Game Boy Color, yang terus berinovasi tiap tahunnya.
Sony merilis PocketStation pada 1998 dan memberikan kejutan besar di
dunia konsol. Handheld ini memiliki kualitas visual yang jauh lebih baik
dibanding handheld lain yang ada di pasaran. Salah satu pentolan
Nintendo, Gumpei Yokoi, memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan
Bandai, kemudian merilis WonderSwan dan WonderSwan Color pada 1999 dan
2000.
Meski kalah jumawa dari Nintendo DS, Sony PSP telah menetapkan standar baru teknologi handheld di masa depan.
Pada 2001, Game Park GP32 muncul. Handheld buatan Korea ini sangat
unik, selain fitur multimedia, pemiliknya bisa mendesain aplikasi dan
game sendiri untuk GP32. Nintendo juga merilis Game Boy Advance pada
tahun yang sama. Bahkan, Nokia produsen ponsel yang tidak asing bagi
Anda, merilis handheld Nokia N-Gage di tahun 2003. Ini merupakan ponsel
sekaligus piranti game yang lengkap dengan fitur-fitur multimedia dan
interkonektivitas, seperti Bluetooth. Dan juga pada tahun ini, dirilis
Game Boy Advance SP dengan model yang cantik, solid, dan padat.
Akhir 2004, Sony merilis handheld pertama yang menggunakan cakram
bernama PSP dan dibarengi dengan hadirnya Nintendo DS, yang menggunakan
konsep dual screen (layar ganda). Disusul oleh Game Boy Micro dan Game
Park XGP yang rilis sepanjang 2005. dan akhirnya tahun 2006 lalu,
Nintendo DS Lite dan Pelican VG Pocket Caplet menjadi handheld terbaru
yang dilempar ke pasaran.
Nah, itu dia sedikit pengetahuan dari sejarah dan perkembangan game industri dari awal ide terbentuknya sampai dengan game modern sekarang yang Anda ketahui ataupun bahkan sering Anda mainkan sehari-hari.Sekian dan terima kasih.
Sumber: “History of videogame console” – wikipedia
No comments:
Post a Comment